RATIH NURLAELAWATI*
Pada hari rabu tanggal 03 april 2013 saya bersama dosen beserta
teman-teman melakukan perjalanan ke
sebuah peninggalan budaya Indis di kota Rangkasbitung Banten, tepat jam 06 : 30
pagi saya bangun tidur,mandi,lalu siap-siap pemberangkatan ke kampus STKIP
Rangkasbitung, setelah siap-siap berangkat saya nunggu mobil angkot sudah
hampir jam 07 :30 saya masih menunggu mobil sering sekali saya terlambat karena
mobil angkot jurusan Sajira suka telat karena para supir tidak berangkat
sebelum mobilnya penuh itu terkadang yang membuat saya sering terlambat kuliah.Pukul
08: 00 akhirnya ada mobil dan saya langsung berangkat. Karena mobilnya telat
saya pun tiba ke kampus juga telat saya ketinggalan teman-teman saya sekitar
pulul 08: 13 tiba di rangkas dan teman-teman saya sudang sms saya di suruh langsung menuju Gedung Juang
karena saya sudah terlambat. Setelah saya tiba di SMP IV Rangkasbitung,saya
sudah bertemu dengan rombongan tapi tiba-tiba saya di televon oleh seorang
temen saya yaitu mamas yang masih ketinggalan di kampus dan saya balik lagi ke
kampus menjemput teman saya yang ketinggalan. Setelah tiba di jalan multatuli
ternyata teman-teman menunggu kami di depan LP Rangkasbitung. Saya bersama
teman saya menuju ke Rumah sakit Adjidarmo untuk menitipkan motor kesebuah
tempat parkir yang tempatnya di Rumah sakit,teman-teman rombongan pun masuk ke
Rumah Sakit Adjidarmo.
Saya sudah bertemu dengan rombongan dan kami pun berangkat bersama
menuju cagar budaya rumah multatuli rumah ini dahulunya merupakan tempat
tinggal Douwes Eduard Dokker assisten reside nasal Belanda yang menuliskan
semua perasaan dan temuannya di Lebak dengan membuat buku feromenal Max
Havelaar. Terakhir setelah membuat video dan memotret bangunan di sekitar rumah
multatuli kamipun berpoto bersama.
Pada pukul 09 : 08
Perjalanan pun dilanjutkan menuju Gedung DPRD Kabupaten Lebak, diperjalanan
kami melewati alun-alun dan Mesjid Agung Rangkas Bitung, dan terus berjalan
menuju Pendopo tempat Bpk Bupati Melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugasnya.
Kami pun melanjutkan lagi perjalanan ke Taman Makam
Pahlawan ”SIRNA RANA” Rangkas Bitung, terus dilanjutkan ke Rumah Salah Satu
Kerabat dari Bupati Lebak yang ke-8 yaitu Raden Tumenggung Hardi Winangoen
(periode 1938-1944). Di sana kami beristirahan sejenak dan sambil mendengarkan
cerita riwayat keluarga ibu Kania.
Bangunan ini terletak di Jalan
Hardiwinangun Kampung Pasir Tariti, Kelurahan Ciujung Timur, Kecamatan
Rangkasbitung jarak dari ibu kota Propinsi Banten ke lokasi ini sekitar 43 km
dan sekitar 500 m dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Lebak. Bangunan Menara air
ini dahulu berfungsi sebagai resepoir/menara pengatur bagi suplay air bersih
untuk keperluan kota rangkasbitung dengan sumber air dari gunung pulo sari.
Bangunan ini berdiri diatas lahan seluas 200 m2, tinggi banguan 9
meter. Banguan ini diperkirakan didirikan pada tahun 1931. air yang dialirkan
memanfatkan tekanan air, sehingga tidak diperlukan mesin untuk mendistribusikan
air, apabila dilihat keletakam menara air yang letaknya lebih tinggi dari
daerah nya hal ini sangat dimungkinkan.
Setelah selesai pada pukul 10 : 00 kami pun Kembali melanjutkan perjalanan ke
Menara Air dimana dahulunya Menara Air ini berfungsi sebagai Menara Pengatur
bagi Suplai Air Bersih untuk Kota Rangkas Bitung,tak lupa di setiap akhir
kunjungan kami semua berpoto bersama. Tepat pukul 10 : 30 kami melanjutkan kembali perjalanan ke Stasiun
Kereta Api Rangkas Bitung yang pertama kali dibuka pengoperasiannya pada
tanggal 1 Juli 1900, sebelum ke Stasiun di jalan kita melewati DETASEMEN POLISI
MILITE, PLN Rayon Rangkas Bitung, dan melewati tempat Penghasil Minyak terbesar
di Asia (dahulunya) dan tempatnya persis di Belakang Pusat Perbelanjaan BARATA
Rabinza Mall. Saya sedikit menunggu teman-teman yang masih belum sampe ke
tempat di mana terakhir kalinya kami elakukan perjalanan yaitu ke stasiun
kereta api Rangkasbitung.
Karena waktu pertama tanggal 03-04-2013 menelusuri jejak
indis waktu itu saya ketinggalan, saya bersama rekan saya pada tanggal 15-04-2013
kembali menelusuri bagian tempat yang belum kami lewati yaitu greja,gedung
juang, dan jalan yang mau masuk ke rumah Multatuli yang melewati SMP IV.
Sekitar jam 10 : 00 saya berangkat pertama menuju greja, Melakukan pemotretan
setelah itu melakuan perjalanan ke jalan Multatuli setelah melewati jalan
Multatuli lalu menelusuri jalan lagi menuju SMP I Rangkasbitung, Gedung
Juang,SMP IV,dalam keadaan panasnya terik matahari tapi kami tetap semangat.
Setelah melakukan perjalanan pada pukul 11:00 kami pergi ke sebuah
tempat makan, lalu kami beristirahat sejenak. Pada pikul 11:30 kami menuju
rumah teman yaitu Nengsih,dalam perjalanan kami melihat ada jalan yang sedang
di perbaiki di Warung Gunung sehingga kami terjebak macet di sana kami
melakukan diskusi bersama sambil ngonbrol bareng. Hasil diskusi kami ternyata
masih ada yang kurang sehingga kami pun melakukan perjalanan kembali untuk me
moto gedung peninggalan Indis yang masih belum kami poto. Akhirnya kamipun
berangkat kembali pada tanggal 17-04-2013 untuk mengambil kembali poto yang
belum . Selesailah perjalanan saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar