RATIH
NURLAELAWATI*
Dodog Lojor adalah salah satu kesenian
tradisional orang Sunda yang memperpadukan antara seni gerak dan vokal yang
syair-syairnya bersifat lelucon.Nama dogdog lojor sendiri diambil dari alat
musik yang digunakan, yaitu dogdog karena jika dipukul mengeluarkan bunyi
“dog”.Dan, karena dogdog pada umumnya berbentuk lojor (panjang), maka
keseniannya disebut sebagai “dogdog lojor”.
Pada masa lampau dogdog lojor merupakan
pelengkap upacara adat, seperti upacara: sesudah panen, ngalaksa, seren taun,
dan ngaruat. Namun demikian, manakala ada kenduri khitanan dan perkawinan
biasanya (tanpa diundang) para pemain dogdog lojor tampil dengan berpakaian khasnya,
yaitu baju kampret dan celana pangsi berwarna hitam.Mereka berjalan
mengelilingi rumah si empunya hajat tiga kali sambil memukul dogdog dan
membunyikan angklung.Setelah mengelilingi rumah milik si empunya hajat, mereka
pergi menuju rumah-rumah lainnya sambil tetap membunyikan alat-alat yang
dibawanya.Setelah semua rumah-rumah penduduk dikelilingi, maka orang yang
membawa dogdog lojor dan angklung datang kembali ke tempat rumah yang punya
hajat. Di sana mereka diberi makanan dan minuman oleh yang punya hajat. Selesai
makan, mereka pergi berkeliling lagi sambil men-dogdog dan meng-angklung. Ini
merupakan pemberitahuan kepada masyarakat bahwa di kampung itu ada yang
mengadakan selamatan, baik itu berupa khitanan atau pernikahan dan sekaligus
memohon doa restu agar hajatan dapat berjalan dengan selamat.
Dewasa ini dogdog lojor bukan merupakan
pelengkap upacara sakral, akan tetapi sudah menjadi hiburan biasa yang tampil
dalam berbagai kesempatan, seperti: gelar senja (tanggal 12 Maret 1990 di
Gedung Sate Bandung), penutupan musyawarah keluarga Banten di Jakarta,
peresmian SMA Negeri Bayah, dan setiap peristiwa perpisahan Kepala PT Aneka
Unit Pertambangan Emas.
Peralatan
Ada beberapa peralatan yang digunakan dalam
permainan dogdog lojor, yaitu: dogdog lojor 2 buah, angklung buhun 4 buah,
gendang 1 buah, goong 1 buah, kecrek; dan kecapi 1 buah.Dogdog lojor dibuat dari pohon pinang atau
bambu besar (awi gombong) yang panjangnya kurang lebih 1,24 cm; lubang belakang
dengan garis tengah 15 cm; lubang muka dengan garis tengah 20 cm, ditutup oleh
kulit kambing atau kulit biri-biri. Untuk mengikat kulit agar tidak lepas
diperlukan rarawat atau tali rotan dan memakai pasak.Pasak juga berfungsi
sebagai pengatur bunyi atau suara dogdog.Fungsi dogdog sebagai komando baik
kepada para nayaga maupun pemainnya.
Angklung dibuat dari ruas bambu, baik jenis
bambu wulung atau bambu jenis temen; bahan pelengkap lainnya, yaitu rotan
sebagai pengikat bambu, kain atau daun pelas sebagai penghias angklung.Fungsi
angklung adalah untuk memberikan irama kepada bunyi dogdog. Gendang dibuat dari
bahan kayu nangka, kayu rambutan, kayu mahoni.Sebagai penutup kedua lubang
gendang adalah kulit kambing atau kulit sapi.Untuk mengikat kulit tersebut
digunakan rarawat dan simpay dari rotan serta wengku (pengikat) gendang yang
dibuat dari bambu atau rotan.Fungsinya untuk membawa ritme, mengatur lagu
(menaik-turunkan dan memberhentikan lagu).
Goong atau kempul dibuat dari besi atau
perunggu, berbentuk bulat cekung.Fungsinya untuk menambahkan keserasian
terhadap bunyi gendang dan lagu.Kecrek yang dibuat dari lempengen besi untuk
menambahkan semarak dalam tetabuhan tersebut. Kecapi adalah waditra yang
bersenar yang terdiri atas 7 sampai dengan 26 utas kawat, dengan resonator dari
kayu dan cara memainkannya dipetik. Fungsinya adalah sebagai pembawa melodi
atau pengiring lagu.
Pemain dan
Kostum
Jumlah keseluruhan pemain dogdog lojor berkisar
18-20 orang. Mereka terdiri atas: penabuh waditra atau nayaga, penari, juru
kawih ala beluk dan juru kawih perempuan. Sebagai catatan, pada masa lalu
dogdog lojor diperankan oleh laki-laki.Akan tetapi, sekarang para perempuan
juga berperan dalam permainan tersebut.
Adapun kostum yang dikenakan adalah sebagai
berikut. Pembawa dogdog lojor berbaju kampret dan celana pangsi atau cenala
sontog (berwarna hitam), ikat pinggang atau selendang (untuk memakai kain
sarung), dan tudung ikat kepala gaya barangbang semplak. Pembawa angklung sama
pakaiannya seperti pemain dogdog lojor, hanya warnanya berbeda; pemain angklung
mengenakan baju kampret berwarna kuning dan pakaian bagian bawahnya/pangsi
berwarna hitam. Adakalanya antara baju dan celana sama warnanya, hitam-hitam,
atau kuning-kuning. Para nayaga pun berpakaian sama dengan para pemain angklung
dan juru kawih ala beluk. Hanya, juru kawih perempuan mengenakan kain kebaya
sesuai dengan pakaian adat Priangan.Para penari perempuan berpakaian seperti
pemain dogdog lojor, yaitu baju kampret celana pangsi berwarna hitam.Dengan
pakaian itu lebih leluasa, karena gerakan-gerakannya menyerupai jurus-jurus
silat.
Jalannya
Permainan
Setelah semua pemain dogdog lojor siap, maka
yang pertama kali ditabuh adalah goong (tiga kali). Kemudian, disusul oleh
bunyi gendang untuk menandakan permainan akan segera dimulai. Tidak lama kemudian,
masuklah iringan yang terdiri dari 2 orang pemegang dogdog lojor dan 4 orang
penabuh atau pembawa angklung ke tempat arena pementasan sambil berjalan
berjingkat-jingkat dan menari sambil menggerakkan anggota badan mengikuti suara
alat yang mereka tabuh. Selesai mengelilingi arena pementasan sebanyak 1-2
putaran mereka duduk/bersila, kemudian “Kidung” ditembangkan oleh juru kawin
perempuan dengan diiringi kecapi dan gendang, serta goong.Adakalanya penembang
kidung dibawakan oleh pemain dogdog lojor atau pemain angklung.
Sebagai
catatan, isi kidung dapat dikembangkan sesuai dengan situasi.Berikut ini adalah
salah satu contoh kidung pembukaan.
Bismillah
ngawitan ngidung
Nyebat asmaning
Alloh
Neda rakhmat
hidayahna
Ginuluran nu
utami
Tebihkeun lara
tunggara
Salamet
sawargi-wargi
Sim abdi unjuk
pihatur
Bilih kirang
sihaksami
Hapunten
sateuacanna
Tangtos kirang
tata-titi
Dina sagala
rupina
Tebih pisan ti
utami
Ngiring sambung
tumalapung
Dina pagelaran
seni
Budaya Banten
Selatan
Nu mangrupi
dogdog lojor
Dipirig tepak
kendangna
Dijentrengan ku
kacapi
Amin yaa robbal
alamin
Mugi Gusti
nangtayungan
Kemudian,
dilanjutkan dengan sebuah kawih yang isinya tentang dogdog lojor atau mengenai
apa yang sedang dipagelarkannya. Kawih tentang dogdog lojor adalah
“Kawih Salaka
Domas”
Dogdog-dogdog
lojor seni buhun ti baheula 2x
Kudu dipiara
dirawat ku urang Sunda 2x
Seni ti karuhun
2x
Omat tong
dimomorekeun 2x
Hayu urang
jungjung tradisi budaya Banten 2x
Neda dihapunten
tangtos kirang ti utami 2x
Ieu dogdog
lojor raehan mangsa kiwari 2x
Tah, mung
sakitu ti rombongan dogdog lojor 2x
Kanca mitra
Lebak nyanggakeun wilujeng tepang 2x
Bersamaan
dengan usianya kawih yang ditembangkan, para pemain menabuh dogdog lojor sambil
menyusun barisan menjadi dua group yang akan memulai permainannya.
Unsur mengadu kekuatan terdiri dari adu:
kepala, pundak, kaki, pantat, dan engkle Selesai mengadu kekuatan, kemudian
mereka memberi kesan seolah-olah permainan usai. Mereka berpura-pura hendak
pulang; tapi sebenarnya menjemput 4 orang puteri untuk dibawa ke arena.Kemudian
ke-4 puteri tersebut menari-nari di arena.Dan, dengan selesainya tarian mereka,
maka berakhirlah permainan dogdog lojor. (pepeng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar